PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Workshop Seni Taman Budaya yang ditaja UPT Museum Sang Nila Utama dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dimulai sejak Rabu (18/12) lalu, resmi ditutup Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zen, Sabtu (21/12) malam.
Dihadiri Kepala UPT Museum Sang Nila Utama dan Taman Budaya Dra Asmiati, narasumber tari dari ISI Jogjakarta Dr Martinus Miroto M FA, asisten narasumber Dasrikal dan Wan Harun Ismail serta narasumber musik Armen Suwandi didampingi asisten narasumber Anggara Satria dan Taufiq Yendra Pratama.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zen mengatakan, apa yang diharapkan dalam pelaksanaan Workshop Seni Taman Budaya yang ditaja UPT Museum Sang Nila Utama dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Riau telah sesuai apa yang diharapan. Bahwa kearifin lokal, warisan budaya yang sudah mendapat pengakuan dari Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dapat menjadi acuan dalam melakukan Workshop.
"Bentuk-bentuk tradisi lisan. Alat musik Gambang. Dalam diskusi singkat dengan Dr Martinus Miroto M FA ternyata beliau terkesan dinamis, harmonis dan berbagai macam bentuk alat musik yang ada di Riau ternyata menggunggah inspirasi bagi beliau dengan mengeluarkan statemen ternyata Riau layak memiliki institut Seni," ujarnya, Sabtu (21/12) malam.
Raja Yoserizal Zen berharap kepada para peserta yang mengikuti pelaksanaan Workshop tari dan musik yang berasal dari seluruh Kabupaten Kota di Riau ketika kembali ke daerahnya masing-masing akan menjadi koreografer handal.
"Kembali ke daerah masing-masing eksploitasi garak, kearifan lokal diutamakan sehingga nanti pada parade tari yang biasa menjadi barometer itu, adek-adek (peserta workshop) ini akan berlomba baik ditingkat Kabupaten Kota maupun ditingkat Provinsi," harapnya. (dof/c)